Kamis, 29 April 2021

PENULISAN ANGKA MENURUT PUEBI

 



.

Oleh : Cahyadi Takariawan

.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) memberikan beberapa pedoman terkait dengan penulisan angka.

Pertama, bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian.

Contoh:

  • Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
  • Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku.
  • Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang abstain.
  • Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus, 100 minibus, dan 250 sedan.

Kedua, bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.

Contoh:

  • Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
  • Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.

PUEBI menganjurkan, agar menghindari bentuk penulisan berikut :

  • 50 siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
  • 3 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.

Ketiga, apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, susunan kalimatnya diubah.

Contoh:

  • Panitia mengundang 250 orang peserta.
  • Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.

PUEBI menganjurkan, agar menghindari bentuk penulisan berikut :

  • 250 orang peserta diundang panitia.
  • 25 naskah kuno tersimpan di lemari itu

Keempat, angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca.

Contoh:

  • Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya.
  • Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
  • Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya Rp10 triliun.

Kelima, penulisan bilangan utuh dengan huruf, dilakukan dengan contoh sebagai sebagai berikut.

  • dua belas (12)
  • tiga puluh (30)
  • lima ribu (5.000)

Keenam, penulisan bilangan pecahan dengan huruf, dilakukan dengan contoh sebagai sebagai berikut.

  • setengah atau seperdua (1/2)
  • seperenam belas (1/16)
  • tiga perempat (3/4)
  • dua persepuluh (2/10)
  • tiga dua-pertiga (3 2/3)
  • satu persen (1%)
  • satu permil (1o/oo)

Selengkapnya, silakan langsung akses pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) baik versi cetak maupundaring.

Mari terus belajar berbahasa Indonesia.

Sumber :

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) Daring, https://puebi.readthedocs.io  

.

Ilustrasi : https://www.allure.com/

  4 kali dilihat

CARA MENULIS GELAR KESARJANAAN

 


.

Oleh : Cahyadi Takariawan

.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) tidak secara khusus memberikan aturan terkait penulisan gelar kesarjanaan. Akan tetapi memberikan aturan secara umum tentang gelar, baik gelar kehormatan, keturunan, keagamaan ataupun akademik.

Berikut beberapa aturan PUEBI terkait penulisan gelar.

Pertama, menggunakan huruf kapital pada huruf pertama gelar

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.

Misalnya:

  • Sultan Hasanuddin
  • Mahaputra Yamin
  • Haji Agus Salim
  • Hajah Maryam
  • Imam Syafi’i
  • Nabi Ibrahim
  • Raden Ajeng Kartini
  • Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Hadiningrat
  • Doktor Mohammad Hatta
  • Profesor Habibi
  • Agung Permana, Sarjana Hukum
  • Irwansyah, Magister Humaniora

Pada contoh-contoh di atas, sultan adalah gelar. Demikian pula mahaputra, haji, imam, nabi, raden ajeng, adalah gelar. Jika diikuti nama orang, maka huruf pertama menggunakan huruf kapital.

Kedua, aturan penulisan singkatan gelar

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.

Misalnya:

  • S.H. = sarjana hukum
  • S.K.M. = sarjana kesehatan masyarakat
  • S.S. = sarjana sastra
  • S.E. = sarjana ekonomi
  • S.T. = sarjana teknik
  • S.Ked. = sarjana kedokteran
  • S.Psi. = sarjana psikologi
  • S.Pd. = sarjana pendidikan
  • S.Ag. = sarjana agama
  • S.Si. = sarjana sains
  • M.A. = master of arts
  • M.Ag. = magister agama
  • M.Hum. = magister humaniora
  • M.Si. = magister sains
  • K.H. = kiai haji
  • Hj. = hajah
  • Mgr. = monseigneur
  • Pdt. = pendeta
  • Dg. = daeng
  • Dt. = datuk
  • R.A. = raden ayu
  • St. = sutan
  • Tb. = tubagus
  • Dr. = doktor
  • Prof. = profesor
  • Tn. = tuan
  • Ny. = nyonya
  • Sdr. = saudara

Demikianlah beberapa aturan terkait penulisan gelar kesarjanaan, dan gelar-gelar lainnya, sesuai PUEBI. Mari terus belajar menggunakan pedoman berbahasa.

Bahan Bacaan

PUEBI Daring, https://puebi.readthedocs.io/

SEPULUH FOKUS DALAM MENULIS

 


.

Oleh : Cahyadi Takariawan

.

Banyak orang ingin memiliki karya tulis, namun mereka tidak segera mulai menulis. Keinginan mereka tidak akan pernah menjadi kenyataan, sepanjang mereka tidak melakukan tindakan menulis. Mereka akan memiliki banyak karya tulis, jika mereka fokus untuk menghasilkan karya.

Fokus adalah kekuatan dahsyat. Tanpa fokus, ada banyak pemubadziran waktu serta potensi. Maka belajarlah untuk fokus. Berkonsentrasilah untuk menghadirkan fokus, niscaya Anda memiliki banyak karya.

Jika ingin memiliki karya tulis, Anda harus fokus dalam menulis. Fokus menulis, artinya adalah:

  • Fokus pada tujuan menulis

Segala sesuatu memiliki tujuan, termasuk dalam menulis. Anda harus selalu fokus kepada tujuan menulis yang telah Anda tetapkan. Memulai menulis dari tujuan, adalah kekuatan, yang membuat Anda mudah menulis di manapun dan kapanpun. Ini yang membuat Anda tidak mengeluh tentang mood. Abaikan mood, fokuslah pada tujuan.

  • Fokus pada segmen pembaca

Siapa segmen pembaca yang Anda harapkan? Saat menulis, bayangkanlah Anda sedang bertemu dengan para pembaca. Seakan-akan Anda sedang bertemu dan mengobrol dengan mereka saat menulis. Dengan demikian, menulis serasa mengobrol langsung dengan para pembaca. Ini membuat bahasa Anda lebih lancar dan mengalir. Menulis serasa mengobrol.

  • Fokus pada karya yang bisa Anda hasilkan

Kadang Anda khawatir, malu, atau takut bahwa tulisan Anda tidak bagus dan ditertawakan orang. Semua orang punya kekhawatiran, dan banyak yang terjebak dalam kekhawatiran itu. Jangan biarkan Anda terfokus kepada kekhawatiran. Fokuskan pikiran kepada karya yang bisa Anda hasilkan. Jawablah kekhawatiran dengan karya nyata.

  • Fokus pada aktivitas menulis

Sering kali, yang membuat sulit dan bahkan berhenti menulis adalah, Anda mencampur aktivitas menulis dengan aktivitas mengedit. Maka, matikan sensor editor Anda saat menulis, dan fokuslah hanya untuk menulis. Saat menulis, Anda tidak perlu peduli dengan typo, salah ejaan, salah ketik, salah tanda baca, dan lain sebagainya. Fokuslah menulis, sampai selesai. Setelah selesai menulis, barulah melakukan editing.

  • Fokus menyelesaikan hambatan menulis

Apa yang menghambat Anda untuk menulis, bisa jadi adalah hal sama yang menghambat Anda untuk melakukan aktivitas yang lain. Kenali, dan selesaikan hambatan Anda, agar tidak muncul setiap hari tanpa Anda selesaikan. Setiap kesulitan menulis, selalu ada penyelesaian yang tepat. Fokuslah menemukan solusi atas kesulitan yang Anda temui.

  • Fokus memperbaiki respon

Anda tidak bisa mengotrol komentar, sikap dan perilaku orang lain atas aktivitas menulis dan hasil karya tulis Anda. Maka jangan fokus memikirkan komentar atau sikap orang lain terhadap Anda. Fokuslah untuk memperbaiki respon atas komentar, sikap dan perilaku orang lain kepada Anda. Respon dengan tenang dan wajar saja. Jangan baper. Tidak mungkin Anda mengontrol komentar orang terhadap tulisan Anda.

  • Fokus pada pilihan

Ketika menulis menjadi salah satu pilihan dalam kehidupan Anda, maka disiplinlah untuk menekuni. Fokuslah menulis pada waktu dan tempat yang telah Anda tetapkan. Mungkin Anda ingin menulis sangat banyak hal. Namun ingat, Anda tidak mungkin menuliskan itu semuanya. Anda harus memilih, dan fokus dengan pilihan Anda.

  • Fokus pada target

Anda perlu memiliki target dalam menulis. Misalnya, menghasilkan satu tulisan setiap hari. Atau, menghasilkan satu buku mandiri dalam seratus hari. Jika sudah menetapkan target, fokuslah pada pencapaian target tersebut. Upayakan dengan sepenuh kesungguhan agar Anda bisa mencapai target.

  • Fokus menolak alasan

Satu-satunya sebab yang membuat Anda tidak menulis adalah karena Anda beralasan. Sangat banyak alasan bisa Anda kemukakan. Sejak dari kesibukan, kesempatan, kelelahan, dan lain sebagainya. Fokuskan diri Anda untuk menolak setiap alasan yang datang. Menulislah, abaikan alasan yang membuat Anda tidak menulis apapun hari ini.

  • Fokus pada proses

Menulis adalah proses. Apabila proses Anda lalui, Anda akan mendapatkan peningkatan kualitas dan kapasitas dalam bidang kepenulisan. Kualitas tulisan dan kebahasaan Anda akan meningkat dari waktu ke waktu, seiring dengan aktivitas menulis yang Anda lakukan. Karya Anda akan bermunculan satu demi satu, jika Anda fokus pada proses menulis.

Selamat menulis.

.

Ilustrasi : https://de.dreamstime.com/

  24 kali dilihat

SALAT, SELAWAT DAN RAMADAN

 


.

Oleh : Cahyadi Takariawan

.

Salah satu problematika yang lazim dijumpai dalam tradisi tulis menulis adalah yang terkait dengan kata serapan. Karena bangsa Indonesia mayoritas beragama Islam, maka sangat banyak kata serapan dari bahasa Arab.

Ketika menyerap kata asing ke dalam bahasa Indonesia, tentu harus disesuaikan dengan kaidah kebahasaan yang berlaku di Indonesia. KBBI menyerap berbagai kata asing ke dalam bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah kebahasaan yang berlaku.

Ketika menemukan kata serapan yang sudah akrab, karena sudah kita anggap menjadi bahasa Indonesia, sangat mudah menerima. Misalnya kata sedekah, ini sudah kita anggap sebagai bahasa Indonesia.

Kata “shadaqah” (bahasa Arab), diserap oleh KBBI menjadi sedekah. Demikian pula kata rizqi (bahasa Arab), yang diserap menjadi rezeki. Dalam KBBI Daring dinyatakan : re.ze.ki /rêzêki/, bentuk tidak baku: rejeki, rizeki, rizki. Penulisan sedekah dan rezeki cenderung mudah diterima.

Contoh lainnya adalah penulisan Al-Qur’an. Dalam KBBI Daring dinyatakan : Al-Qur.’an, bentuk tidak baku: Kuran, Al-Quran. Pada contoh penulisan kata Al-Qur’an ini, rasanya sudah sangat akrab, sehingga mudah diterima.

Namun banyak kalangan masyarakat muslim –termasuk saya, belum nyaman dengan penulisan beberapa kata serapan pilihan KBBI. Ada banyak contoh untuk ini, misalnya salat (KBBI), selawat (KBBI) dan ramadan (KBBI).

Studi Kasus Salat dan Selawat

Dalam KBBI Daring tertulis : sa.lat, bentuk tidak baku: solat, shalat, sholat. Menurut saya, kata salat itu pengucapannya sangat mirip dengan kata salad. Rasanya menjadi tidak sakral, karena pengucapan salat dan salad adalah sama, meski tulisannya berbeda. Seperti tengah membayangkan salad buah.

Untuk contoh kasus salat, saya lebih memilih bentuk tidak baku, yaitu shalat. Beberapa penulis lainnya, memilih bentuk tidak baku dengan solat atau sholat. Ini sah saja, sepanjang konsisten. Inilah yang disebut sebagai selingkung.

Tentang kata selawat, dalam KBBI Daring tertulis se.la.wat /sêlawat/, bentuk tidak baku: salawat, salwat, solawat, sholawat. Penulisan selawat rasa-rasanya juga membuat tidak nyaman, karena terbiasa mengucapkan dengan mantap kata shalawat.

Untuk contoh kasus selawat, saya lebih memilih bentuk tidak baku, yaitu shalawat. Beberapa penulis lainnya, memilih bentuk tidak baku dengan sholawat atau solawat. Ini juga sah saja, sepanjang konsisten.

Bagaimana dengan Ramadan?

Kata ramadhan berasal dari bahasa Arab, terdiri dari unsur huruf Arab : ra’, mim, dhad, alif, dan nun. Berasal dari akar kata ramidha atau arramadh yang berati panas terik matahari yang intens dan kering, terutama tanah. Dari akar yang sama terdapat kata ramdhaa, yaitu pasir terjemur. 

Bulan Ramadhan dalam bahasa Arab diibaratkan sebagai panas terik, karena suasana padang pasir yang panas pada siang hari. Seseorang merasakan kehausan yang amat sangat karena terik matahari yang panas saat bulan Ramadhan.

Sedangkan kata ramadan dalam bahasa Arab, dengan menggunakan huruf dal, artinya adalah orang yang sakit mata dan hendak buta. Ini yang terasa mengganjal, saat menulis sesuai KBBI, yaitu ramadan. Karena terbayang sakit mata yang hendak buta. Bukan ibadah puasa sebulan lamanya.

Untuk contoh kasus ini, saya memilih menggunakan bentuk tidak baku, yaitu ramadhan. Beberapa penulis dan penerbit Islam, memilih menggunakan kata romadhon atau bahkan romadlon. Ini juga sah saja, karena menggunakan sebagai selingkung.

Mengapa Bisa Terjadi?

Sebagaimana kita tahu, dalam ejaan bahasa Arab, terdapat konsonan dh, gh, sh, dan lain sebagainya. Dalam tradisi bahasa Indonesia, dobel konsonan semacam itu tidak lazim. Maka KBBI memilih kata salat dan ramadan.

Umumnya masyarakat Indonesia lebih sering menggunakan sistem transkripsi, bukan transliterasi. Yang dimaksud transkripsi adalah pengalihan tuturan yang berwujud bunyi ke dalam bentuk tulisan. Sedangkan transliterasi adalah pengalihan suatu jenis huruf ke huruf lainnya.

Maka beberapa kalangan menjadi lebih mantap ketika menulis shalat atau sholat ketimbang salat. Karena lebih berasa huruf Arab sha’ hadir dalam tulisan dan pengucapan. Demikian pula merasa lebih mantap menulis shalawat atau sholawat ketimbang selawat. Karena pengucapan huruf sha’ menjadi lebih terasa.

Tidak perlu bingung. Boleh memilih, pahami alasannya, dan konsisten menggunakannya.

Selamat berkarya. Selamat menjalankan ibadah Ramadhan. Semoga terhindar dari ramadan –sakit mata yang hendak buta.

Bahan Bacaan

Farah Nabilla, Ramadan atau Ramadhan, Manakah Penulisan yang Tepat? 7 Maret 2021, https://www.suara.com/

KBBI Daring, https://kbbi.kemdikbud.go.id/, diakses 23 April 2021

  28 kali dilihat

30 TULISAN GADO-GADO, BAGAIMANA MEMBUAT MENJADI BUKU?

 

30 TULISAN GADO-GADO, BAGAIMANA MEMBUAT MENJADI BUKU?

.

The 30-Day Writing Challenge – 2  

Oleh : Cahyadi Takariawan

.

Bagaimanakah cara agar 30 tulisan yang Anda buat selama Ramadhan bisa menjadi buku yang diterbitkan lengkap dengan ISBN? Ikuti 10 langkah berikut ini.

  1. Kumpulkan 30 Tulisan Selama Ramadhan
  2. Pilahkan Tulisan, dan Buat Sistematika
  3. Tentukan Target Akhir
  4. Lakukan Penyesuaian terhadap Naskah
  5. Lengkapi Bagian-Bagian Buku
  6. Lakukan Swasunting (Self Editing)
  7. Pilih Judul yang Inspiratif
  8. Bikin Layout Kreatif
  9. Bikin Cover yang Menarik
  10. Serahkan Kepada Penerbit

Pada postingan sebelumnya, telah saya bahas poin pertama. Silakan kembali disimak kembali di sini. Berikut saya bahas poin kedua. Silakan disimak, dan diaplikasikan dengan urut. Insyaallah tulisan Anda bisa menjadi buku.

Kedua, Pilahkan Tulisan, dan Buat Sistematika

Setelah naskah terkumpul semua di akhir Ramadhan nanti, tugas berikutnya adalah memilah dan membuat sistematika. Pada bulan Syawal, Anda cermati lagi semua naskah yang sudah Anda buat selama sebulan.

Sisi mana yang harus Anda cermati? Minimal dalam tiga aspek berikut ini.

  • Rumpun tulisan

Cermati semua tulisan yang Anda buat selama Ramadhan, apakah berada pada rumpun yang sama, atau berbeda-beda? Misalnya, apakah semua berkategori fiksi, atau nonfiksi, atau campuran?

Jika semua naskah Anda satu jenis, nonfiksi semua, atau fiksi semua, lebih mudah untuk memroses menjadi buku. Namun jika naskah Anda campuran, ada yang fiksi dan ada yang nonfiksi, maka harus Anda pilah berdasarkan kategori. Hal ini supaya pembaca buku Anda mengetahui bagian mana fiksi, bagian mana nonfiksi.

Memilah fiksi dan nonfiksi penting dilakukan, terutama apabila corak tulisan Anda semua berbentuk cerita. Ada cerita pendek yang berkategori fiksi, namun Anda juga menulis kisah nyata yang berjenis nonfiksi. Keduanya tampak serupa ketika dibaca, namun sangat berbeda dari segi esensi. Satunya imajinasi, satunya nyata terjadi. Itu sebabnya harus dipisahkan.

  • Tema tulisan

Cermati semua naskah yang Anda miliki, apakah berada tema yang sama, ataukah berbeda-beda? Apabila semua tulisan Anda memiliki satu tema, lebih mudah bagi Anda untuk membuat sistematika. Anda tinggal memilih naskah tersebut, untuk ditempatkan pada bagian awal, tengah atau akhir dari buku.

Jika tema tulisan Anda berbeda-beda, Anda bisa membuat kategori berdasarkan kesamaan tema. Misalnya, Anda menemukan ada lima naskah Anda bertema keluarga, lima naskah bertema pendidikan, lima tema bisnis, lima tema bertema kepemimpinan, lima naskah bertema ramadhan dan lima naskah bertema pandemi. Sistematika pembuatan buku bisa Anda lakukan berdasarkan kesamaan tema.

Namun jika 30 naskah Anda temanya berbeda semua, maka Anda bisa menempatkan naskah tersebut secara acak. Judul buku untuk kumpulan naskah yang temanya beragam seperti ini, semacam Kapita Selekta, atau semacam Chicken Soup.

  • Gaya tulisan

Cermati semua naskah yang Anda miliki, apakah memiliki gaya tulisan yang sama, atau berbeda-beda. Misalnya, semua tulisan Anda memiliki gaya formal. Ini mudah Anda buat menjadi buku, karena semua naskah memiliki gaya penulisan yang sama. Dari awal sampai akhir, menggunakan gaya yang sama.

Jika Anda menemukan ada dua jenis gaya tulisan, Anda bisa membuat sistematika buku berdasarkan kesamaan gaya tulisan tersebut. Misalnya:

– sebagian bergaya formal, sebagian bergaya ngepop

– sebagian bergaya ilmiah murni, sebagian bergaya ilmiah populer

– sebagian bercorak artikel, sebagian berbentuk cerita

– sebagian bercorak sangat serius, sebagian bercorak canda tawa

– sebagian bergaya naratif tanpa poin-poin, sebagian menggunakan pola poin-poin, dan lain sebagainya.

Bagaimana Menyusun Sistematika Buku?

Setelah Anda cermati naskah Anda, saatnya Anda buat kerangka atau sistematika. Kegunaan dari sistematika atau kerangka adalah agar buku Anda lebih mudah dan lebih asyik dibaca. Para pembaca akan nyaman jika buku disusun dengan sistematis.

Jika naskah Anda campuran, ada yang fiksi dan ada yang nonfiksi, maka Anda bisa membuat sistematika berdasarkan kesamaan rumpun tulisan. Bagian pertama buku Anda, berisi semua naskah fiksi. Bagian kedua buku, berisi semua naskah nonfiksi.

Jika naskah Anda semua nonfiksi, dengan tema yang sama, yaitu keluarga, Anda bisa membuat sistematika berdasarkan kedekatan pembahasan. Dari 30 naskah bertema keluarga tersebut, sisi apa yang menjadi titik tekan pembahasan? Sebagai contoh, Anda menemukan kedekatan sebagai berikut:

  • Visi dan Motivasi Berumah Tangga (ada 6 naskah)
  • Komunikasi Suami dan Istri (ada 6 naskah)
  • Keharmonisan Keluarga (ada 6 naskah)
  • Pendidikan Anak (ada 6 naskah)
  • Ekonomi Keluarga (ada 6 naskah)

Nah, itu sudah sistematis. Sudah menjadi bagian-bagian yang terpisah berdasarkan kedekatan pembahasan pada tema besar keluarga. Buku Anda akan lebih nyaman dibaca jika Anda pandai membuat kerangka atau sistematika.

Cermati semua naskah Anda berulang kali. Pikirkan sistematika yang paling tepat untuk menyusun semua naskah tersebut menjadi buku. Jika semua naskah benar-benar berbeda secara nyata, tidak bisa dikategorisasi, maka Anda tinggal menyusun semua naskah tersebut ke dalam format buku.

Pilih naskah yang paling menarik atau paling kuat pesannya, menurut penilaian Anda, untuk ditempatkan di bagian pertama buku Anda. Ini membuat daya tarik pembaca untuk menyelesaikan membaca buku Anda.

Selamat memilah dan membuat sistematika. Selamat menunaikan ibadah Ramadhan.

  28 kali dilihat

LENGKAPI BAGIAN-BAGIAN BUKU

 


.

The 30-Day Writing Challenge – 5

Oleh : Cahyadi Takariawan

“Selaku pribadi dan atas nama Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, saya mengapresiasi terbitnya buku yang berjudul Merawat Duka Menyemai Cinta ini” — Longki Djonggala, Gubernur Sulawesi Tengah, 2021

.

Bagaimanakah cara agar tulisan yang Anda buat selama Ramadhan bisa menjadi buku yang diterbitkan lengkap dengan ISBN? Ikuti 10 langkah berikut ini.

  1. Kumpulkan 30 Tulisan Selama Ramadhan
  2. Pilahkan Tulisan, dan Buat Sistematika
  3. Tentukan Target Akhir
  4. Lakukan Penyesuaian terhadap Naskah
  5. Lengkapi Bagian-Bagian Buku
  6. Lakukan Swasunting (Self Editing)
  7. Pilih Judul yang Inspiratif
  8. Bikin Layout Kreatif
  9. Bikin Cover yang Menarik
  10. Serahkan Kepada Penerbit

Pada postingan sebelumnya, telah saya bahas poin pertama hingga keempat. Berikut saya bahas poin kelima. Silakan disimak, dan diaplikasikan dengan urut. Insyaallah tulisan Anda bisa menjadi buku.

Kelima, Lengkapi Bagian-Bagian Buku

Ambil beberapa buku yang ada di rumah Anda. Perhatikan bagian demi bagian dari awal hingga akhir. Coba simpulkan, apa saja yang ada dalam sebuah buku?

Anda akan menemukan, tidak adanya keseragaman dalam menyusun buku. Setiap buku, setiap penulis, setiap penerbit, memiliki ‘selera’ yang berbeda. Meskin demikian, ada hal-hal yang sama, yang selalu ada dalam setiap buku.

Jika kita cermati, sebuah buku biasanya dibagi menjadi empat bagian. Pertama, bagian wajah buku. Kedua, bagian preliminaries atau pendahuluan. Ketiga, bagian text matter atau isi teks buku. Keempat, bagian end matter atau bagian akhir disebut juga sebagai postliminary.

Kita intip satu per satu yuk…

Bagian Wajah Buku

Wajah buku terdiri dari cover depan, punggung buku, dan cover belakang. Kadang, sebuah buku juga diberi ‘sarung’ atau kulit luar dan lidah buku. Ini semua opsional, sesuai kemauan Anda sebagai penulis. Namun semua tambahan asesoris akan berpengaruh kepada penambahan biaya cetak nantinya, maka harus Anda pertimbangkan dengan cermat.

Daya tarik sebuah buku, pertama kali terletak pada bagian wajah ini. Cover buku sangat memengaruhi calon pembeli. Anda bisa menambahkan endorsment dari para tokoh atau selebritis di cover depan maupun belakang. Ini menjadi salah satu daya ungkit buku Anda.

Perhatikan contoh cover buku karya Meivany Azarini di atas. Tertera endorsment dari Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djonggala. “Selaku pribadi dan atas nama Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, saya mengapresiasi terbitnya buku yang berjudul Merawat Duka Menyemai Cinta ini”.

Terkait punggung buku, ikut menentukan ‘kegagahan’ sebuah buku. Jika buku Anda kurang dari 150 halaman, maka punggung buku tidak kelihatan dan tidak menonjol. Maka usahakan agar buku Anda minimal berada pada ketebalan 150 halaman.

Tampilan cover belakang buku (blurb) memiliki peran yang sangat signifikan untuk menentukan keputusan pembeli. Dan Poynter (dalam : Trim, 2010) menyarankan agar menyusun blurb terlebih dahulu sebelum menulis buku. Ini menunjukkan betapa penting bagian cover belakang.

Saking pentingnya, Dan Poynter menyarankan agar Anda membuat blurb terlebih dahulu sebelum menulis buku.

Tampilan cover belakang, bisa berisi deskripsi, benefit, endorsment, atau gabungan dari ketiganya. Yang dimaksud deskripsi adalah penjelasan ringkas dari isi buku. Deskripsikan isi buku dalam dua hingga empat kalimat saja. Ini bukan sinopsis yang biasanya cukup panjang. Cukup deskripsi singkat.

Benefit adalah kemanfaatan yang Anda janjikan kepada segmen pembaca. Apa yang akan didapatkan jika membaca buku Anda? Misalnya, “Buku ini memberikan pengalaman spiritual yang nyata bagi Anda”.

Sedangkan endorsment adalah pernyataan tokoh, berisi pujian, penilaian, atau ajakan untuk membaca buku Anda. Misalnya, “Buku yang sangat mencerahkan” –Gubernur DKI. Anda bisa mencantumkan beberapa endorsmen dari tokoh-tokoh yang relevan dengan tema buku.

Total bagian blurb, adalah 100 hingga 150 kata. Jika lebih dari 150 kata, menjadi terlalu padat dan tidak lagi menarik calon pembeli.

Bagian Awal atau Preliminaries

Bagian buku setelah Anda membuka cover atau sampul, adalah beberapa halaman awal, yang disebut sebagai preliminaries. Di antara halaman awal tersebut adalah:

• Halaman Prancis (France Title / Half Title)

Yang dimaksud dengan halaman Prancis adalah halaman terdepan pada sebuah buku —setelah sampul, berisi judul utama buku tanpa disertai keterangan lainnya, sering disebut juga dengan halaman setengah judul.

• Halaman Judul Utama

Adalah halaman kedua, terletak setelah halaman Prancis, berisi judul, subjudul, nama penulis, nama penerbit, tahun terbit, nama kota tempat terbit.

• Halaman Hak Cipta (Copyright Notice)

Halaman ini terletak terletak tepat di balik halaman judul utama, berisi judul, subjudul, nama penulis, penerjemah, penyunting, illustrator, penata letak, desainer sampul, nama dan alamat penerbit, kode penerbitan, cetakan atau edisi, nama pencentak, hak cipta penerbitan, serta kutipan undang-undang hak cipta.

• Halaman Persembahan (Dedications)

Halaman persembahan ini bersifat opsional, tergantung selera Anda saja. Dicetak di halaman sisi kanan dan sisi sebaliknya dibiarkan kosong.

• Halaman Sambutan atau Kata Pengantar

Halaman sambutan atau kata pengantar ini tergantung selera Anda. Jika ada tokoh penting Anda minta kata sambutan atau pengantar, seperti pejabat, atau pihak yang kompeten dengan tema buku Anda, maka letaknya di halaman ini. Bisa juga kata pengantar dari penerbit.

• Halaman Prakata (Preface)

Prakata atau preface ditulis oleh Anda sebagai penulis buku, biasanya memuat tujuan dan alasan penulisan buku. Ditulis secara ringkas, tidak perlu panjang lebar.

• Halaman Daftar Isi

Halaman yang memuat daftar keseluruhan isi buku, judul bab, sub bab beserta nomor halamannya.

• Halaman Pendahuluan (Introduction)

Memberikan pengenalan kepada pembaca mengenai materi yang akan dibahas dalam buku tersebut.

Bagian Utama, Text Matter

Setelah bagian preliminaries, halaman-halaman berikutnya disebut sebagai text matter atau bagian utama dari buku Anda. Inilah inti dari buku Anda, yaitu pada isinya.

Semua tulisan selama Ramadhan, beserta tambahan-tambahannya, Anda letakkan di bagian ini. Pembaca akan menemukan hikmah dan motivasi kebaikan, pada text matter yang ada di buku Anda.

Dalam menyusun bagian isi, Anda boleh menggunakan berbagai pendekatan dalam mengurutkan tampilannya. Dari semua tulisan selama Ramadhan, bisa Anda susun menggunakan berbagai macam pendekatan.

  • Sistematika berdasarkan konteks isi

Jika tulisan yang Anda miliki selama Ramadhan bisa bisa dikelompokkan berdasarkan tema, tampilan buku Anda lebih sistematis. Sebagai contoh, misalnya dari seluruh naskah selama Ramadhan, setelah Anda kelompokkan menjadi sistematika sebagai berikut.

Bab Satu : Menguatkan Iman dan Takwa

Bab Dua : Belajar Adab dan Akhlak Mulia

Bab Tiga : Menjaga Kesehatan dan Kebugaran Badan

Bab Empat : Persaudaraan dan Silaturahim

Bab Lima : Menguatkan Ekonomi Umat

Semua naskah yang Anda miliki bisa dimasukkan ke dalam sistematika tersebut. Dengan demikian pembaca akan lebih nyaman, karena isi buku sangat sistematis.

  • Diurutkan berdasarkan kualitas tulisan

Anda yang bisa menilai, dari semua naskah Ramadhan Anda, mana yang paling bagus. Jika Anda menilai ada satu atau dua tulisan Anda yang paling bagus, letakkan di bagian paling depan. Agar pembaca langsung tertarik untuk melanjutkan membaca semua isi buku, karena sudah terpesona sejak naskah pertama.

  • Diurutkan sesuai tanggal penulisan

Bisa jadi, tulisan Anda selama Ramadhan tidak bisa dikategorisasi berdasarkan isi, karena saat membuat postingan Anda tidak disiplin pada suatu tema tertentu. Anda bisa mengurutkan tampilan pada buku, sesuai dengan tanggal penulisan naskah. Ini hanya cara untuk mempermudah proses setting dan lay out buku Anda.

  • Diurutkan sesuai huruf pertama judul postingan

Biasakan membuat judul setiap membuat tulisan motivasi kebaikan. Dalam menyusun buku, bisa Anda urutkan sesuai dengan huruf pertama judul setiap tulisan. Urutan menggunakan dasar abjadiyah dari A sampai Z. Ini hanya strategi untuk mempermudah proses setting dan lay out buku Anda.

  • Disusun secara acak

Boleh juga Anda susun secara acak, tanpa logika atau urutan apapun. Pertimbangannya adalah, Anda yakin semua tulisan Ramadhan yang Anda buat, memiliki kualitas yang sama.

Bagian Akhir, End Matter atau Postliminary

Setelah semua isi buku Anda disusun pada bagian text matter, halaman-halaman berikutnya adalah bagian akhir. Di bagian end matter ini, bisa Anda berikan catatan penutup, untuk memberikan kesimpulan, atau ajakan, atau rekomendasi, atau saran, atau kata-kata pamitan, atau hal-hal lain untuk pembaca.

Setelah catatan penutup, halaman berikutnya berisi bibliografi atau daftar pustaka, jika ada kepustakaan yang Anda rujuk. Namun jika tidak ada kepustakaan yang Anda rujuk saat menulis, maka tidak perlu ada daftar pustaka.

Lengkapi Bagian Buku yang Kurang

Demikianlah anatomi dari sebuah buku. Setelah Anda memiliki naskah selama Ramadhan, definisikan bagian apa saja yang kurang? Bagian yang belum ada inilah yang harus Anda lengkapi.

Misalnya, yang belum ada adalah:

  • Kata Pengantar dari penulis
  • Kata Pengantar atau endorsment dari tokoh
  • Pendahuluan
  • Persembahan
  • Penutup

Nah, bagian buku yang belum ada itu, harus Anda siapkan sebelum masuk ke penerbit. Intinya, saat masuk penerbit, semua bagian buku sudah Anda lengkapi.

Selamat berkarya.

Bahan Bacaan

Bambang Trim, Blurb: Etalase Belakang Sebuah Buku, 7 Maret 2010, https://manistebu.com

  8 kali dilihat

Menulis untuk Menyiapkan Generasi Literasi Masa Depan

   RUANGMENULIS    4 SEPTEMBER 2022  3 MIN READ   Oleh: Eli Halimah “ The youth today are the leader tomorrow” Ungkapan di atas artinya, “Pe...