Naskah Antologi
Tema : Momen Special Guru dan Siswa
Siapapun bisa menjadi Hebat. Menjadi Guru hebat bukan datang dari langit, tetapi dari proses yang ditempa di depan kelas. Mengajar juga bukan bakat, tapi bisa dipelajari. Sebagai guru tentunya harus mau dan rela belajar, terus belajar dan berusaha mengikuti jaman yang ada. Long life learning.
Guru hebat bisa berperan sebagai fasilitator, pembimbing dan menjadi kawan belajar bagi peserta didiknya. Punya jadwal yang fleksibel, selalu terbuka sesuai dengan kebutuhan, maksudnya dimana saja, kapan saja bisa ditemui oleh siswanya jika mereka punya kesulitan atau masalah. Guru hendaknya juga bisa menstransferkan ilmunya kepada peserta didiknya. Bisa menjadi orang tua dan juga bisa menjadi sahabat yang setia, hingga bisa saja tempatnya curhat peserta didik.
Sebagai seorang guru saya harus bisa refleksi diri. Sudah sampai di tingkat mana saya sebagai guru pembelajar? Bagaimana jika hingga saat aku sebagai guru yang tidak mau belajar Informasi dan teknologi (IT) ? Betapa malunya aku? Peserta didik akan memandangku dengan sebelah mata.
Inilah saatnya berbenah. Saat berubah. Saat pandemi anggap saja berkah. Tetap belajar dan berkarya di tengah wabah. Terus belajar menjadi guru yang dicintai , guru yang dirindukan siswa. Adakah cinta guru kepada siswanya melebihi cintanya kepada anak kandungnya? Jadi saya sebagai guru harus bisa menumbuhkan dan memelihara cinta tulus kepada siswaku di kelas. Seberapa besar jumlah siswa di kelas, sebesar itu pula cinta tulusku akan kutumpahkan pada mereka semua. Ya, pada mereka semua. Kuanggap peserta didikkuku semua manis-manis, pintar dan rajin pula.
Karena sebenarnya tak ada si bodoh, si bandel atau si nakal dan si malas. Yang ada adalah mereka yang kebutuhannya belum terpenuhi. Setiap malam hari aku berdoa untuk diri, keluarga dan tak lupa untuk para siswaku. Terkhusus saat ini , dikala wabah Virus corona melanda dunia. Hingga berdampak juga untuk pendidikan. Semoga semua selalu diberikan kesehatan, dijauhkan dari ganasnya virus yang selalu mengitai semua kita. Tanpa pandang bulu. Usia, status sosial bahkan tenaga medispun termasuk sasarannya. Sedih sekaligus prihatin.
Dulu....setahun yang lalu saat pelajaran tatap muka, kita bisa selalu bisa tebar pesona. Selalu bisa senyum, saling sapa saat bertemu siswa. Tapi Sekarang? Semua jadi berubah, pembelajaran juga berbeda? Tentunya momen spesial dalam pembelajaran pasti berbeda. Tapi ada.
Peserta didik sekarang hanya di rumah saja. Belajar dirumah. Aktifitas dari rumah. Mereka lebih leluasa belajar, bebas dan ‘merdeka’. Jadwal pelajaran ada. Dalam kegiatan belajar mengajar kini dengan BDR ( Belajar dari rumah). Belajar dalam jaringan. Anak milenial jaman sekarang sudah banyak yang pintar tentang aplikasi pembelajaran internet. Bahkan ada yang lebih lihai dibanding gurunya. Tidak seperti gurunya yang kaum kolonial. Dulu belajar komputer dari doc. wordstar, CW dan lotus, sudah dianggap pintar. Guru Hebat. Sekarang ilmunya sudah beda. Semua serba plug dan play. Bahkan ada istilah what you see is what yuo get ( Apa yang anda lihat adalah apa yang anda dapatkan). Kita para kolonial dipaksa belajar di era global.
Saat pelajaran matematika wajib, jadwal di kelas XI IA 1 hari Senin jam pertama. Jadwal mengajar mulai jam 07.30 – 09.00 WITA. Aku pertemuan lewat zoom. Seolah-olah masuk dalam kelas senyum tulusku menebar ke semua siswa. Tak satupun siswa yang terlewatkan dari sorot tulus dan jangkauan kasih sayangku. Action!!!...kubawa duniaku ke dunia mereka.....dengan penuh semangat mereka saling menyambut. Cukup 15 menit kita saling bertatap muka. Menyampaikan pendahuluan , kegunaan materi. Jangan lupa selalu memotivasi dan tersenyum manis di depan siswa. Rindu sudah terbayar. Kegiatan berikut ku kirimkan viveo pembelajara tentang materi saat itu. Waktu 90 menit tak lama. Setelah anak-anak menyimak Video kita aktifkan WA group memberi kesempatan siswa mengisi daftar hadir dan yang ingin bertanya.
Untuk menjawab matematika tak mungkin tanpa menulis maka kusiapkan juga papan tulis di rumah untuk menjawab pertanyaan siswa. 15 menit merangkum materi dilanjutkan dengan tugas mengerjakan LKPD ( Lembar kerja peserta didik) untuk dikirim di Googleclassroom. Begitu saja. Cepat, Simpel , efektif, praktis dan menyenangkan.
Tapi ada juga yang berkesan bagi saya. Beberapa anak tertentu yang mereka tidak puas dengn pembelajaran online. Mereka datang ke rumah untuk bertanya yang kurang jelas. Saluuttt!. Saya bahagia sekali dengan anak yang begitu. Kesadaran belajarnya tinggi. Dia selalu ingin tahu. Saya welcome yang penting selalu ingat protokol kesehatan. Di rumah selalu siap dan selalu terbuka untuk siapa saja yang ingin bertanya tenang materi matematika SMA. Bahkan ada juga dari sekolah lain yang datang bersama-sama mereka untuk tanya materi yang sama.
Dengan tetap di materi matematika tentang penilaian kognitif ( Ilmu pengetahuan). Matematika juga ada penilaian ketrampilan, saat ini kubuat berbeda. Matematika bukan hanya berhitung saja, tapi perlu ketrampilan lain. Peserta didik saya suruh membuat poster dengan tema “ Aku saat pandemi”. Dan menceritakan kegiatannya selama pandemi. Ternyata diluar dugaanku. Peserta didik jadi kreatif. Dari poster yang dibuat mereka bisa menunjukkan kreatifitasnya. Anak banyak yang trampil. Hasil dari coretan kertas terlihat kreatif dan indah. Selain itu ada yang punya ketrampilan baru Memasak, berkebun, membuat kue bahkan ada yang berjualan.
Ada lagi yang special. Di tengah kejenuhan BDR saya dan para murid membuat video untuk bernyanyi bersama. Saya sebagai guru membuat syair dan lagunya, Umbu Devid sebagai pemain keyboardnya dan teman-teman lain yang menyanyikan secara bergantian. Hasil divideokan. Videonya kita posting di Fb dan youtube. Bagus deh, komentar positif bermunculan dari siswa sendiri dan dari para orangtua siswa. Kenangan yang tak terlupakan.
Arman (bukan nama sebenarnya) salah satu anak wali saya. Dia dikenal anak dari keluarga berada. Ke sekolah dianrtar oleh supir pribadi. Anaknya smart, pandai dan penuh semangat. 5 bulan terakhir dia berubah. Dia mendadak jadi pemalas dan cuek dengan tugas-tugas yang diberikan guru. Hampir semua guru yang mengajar mengeluhkan sikapnya kepada saya sebagai wali kelas. Saya jadi prihatin. Kupanggil dia ke rumah, dengan lama berbasa-basi sampai akhirnya saya masuk ke inti persoalan. Kupancing beberapa pertanyaan dengan ‘penuh cinta’ sebagai seorang ibu kepada anak kandungnya. Kenapa kau berubah? Akhirnya dia menangis dan berterus terang. Dia tumpahkan segala persoalan dan pergumulan hidupnya. Terharu, sayapun jadi tenggelam dalam cerita sedih yang ia sampaikan. Ayahnya masuk penjara karena narkoba. Dipenjara entah sampai kapan selesainya. Mamanya jadi stress karenanya, sebagai anak pertama dia harus bisa jadi contoh untuk ketiga adiknya.
Singkat cerita, akhirnya dia semakin dekat dengan saya sebagai gurunya. Rajin datang, saya terus memotivasi, membantu sesuai yang kubisa. Kini dia merasa ‘berharga’. Sakit hati karena terluka dan stress berangsung-angsur reda. Senyum manisnya kembali merekah, hati sudah merasa damai. Akhirnya gairah belajarnya sudah kembali seperti semula. Intinya, semua hal kalau beban sudah tercurah pada orang lain yang dipercaya, yang berat menjadi ringan. Yang gelap akan menjadi terang.
Sinta, peserta didik saya pintar, cantik pula tapi karena salah pergaulan akhirnya hamil dengan Jefri adik kelasnya. Orang tua sangat terpukul dan marah besar. Sinta mau bunuh diri, tapi saya dan guru BK terus menerus dengan penuh kesabaran, akhirnya semua bisa terselesaikan dengan baik. Walau akhirnya dia harus keluar sekolah dan ikut ujian paket C.
Senang bisa menjadi orang yang bermanfaat dan menginsipirasi. Sebagai seorang guru jika siswa suka dengan cara mengajar kita, mereka akan merindukan kita. Kita melaksanakan on the right track. ( belum sempurna tapi sudah di jalur yang benar). Semua perlu proses. Tak ada kesempurnakan yang dimiliki oleh manusia, hanya Tuhan saja yang memilikinya.
Apapun yang kita lakukan dengan cinta yang tulus iklas pasti peserta didik juga akan menerimanya dengan penuh cinta. Terbukti cinta mereka, saat ulang tahun guru mereka memberi hadiah kepada gurunya. Saat mereka mengadaan acara syukuran kelulusan, bukan mengundang guru wali kelasnya kok mengundang saya ‘aneh’ tapi nyata. Itu alah bukti sebuah ‘kedekatan’. Cinta tulus mereka pada guru yang disayangi pastinya. Kebanggaan guru adalah jika siswa selalu mengingat kita tentang kebaikan yang pernah kita buat untuk mereka. Kedekatan hati antara guru dan siswanya.
Dalam kegiatan belajar tak perlu memberi tugas yang banyak. Nanti membebankan mereka. Cukuplah yang sederhana. Yang penting mereka bisa kerja dan enjoy dibuatnya. Merdeka belajar yang dicanangkan pak mentri diharapkan dalam belajar anak merasa nyaman dan bebas. Biarkan mereka untuk mandiri, berinovasi dan berkreasi.
Supaya siswa tidak bosan saya, sebagai guru mencoba membuat metode belajar yang berbeda. Ibarat seorang koki, kita harus bisa menciptakan menu makanan yang berbeda walau yang dimasak bahannya sama. Tentunya ini diharapkan supaya siswa semangat untuk menyantap menu baru yang tersaji dengan senang hati. Pasti sebagai buru akan bangga jika menu yang disajikan laris manis dan dirindukan konsumennya. Hehe....itu harapan. Semoga.
• Andai terdapat guru yang mempunyai ketulusan dan keiklasan tinggi, dialah guru yang hidup pada zaman ini berdasarkan hidup diri Mahatma Gandhi.
• Andai ada guru yang mempunyai motivasi tinggi dan semangat bergairah, dialah wujud Sukarno presiden kita.
• Andai ada guru yang sabar dengan penuh kasih sayang , dialah kesabaran yang membuncah dalam diri guru berjiwa Bunda Teresa.
Tapi....sebagai guru harus rela melewati padang yang luas, terjal dan tandus dengan penuh cinta. a Di situ juga terdapat bebatuan yang sering mengganjal perjalanan guru untuk mencapai telaga kesegaran. Di dalam padangpun terdapat duri, walaupun kecil tapi kadang menyakitkan. Belum lagi suasana saat melewati padang itu sangat panas karena belum ada perlindungan yang pantas untuk guru agar tak kepanasan dalam gundah berkeringat
Namun.........seganas apapun padang yang harus dilewati. Jika kita punya tekat kuat sekuat matahari menyinari bumi, pasti ada jalan tak bisa ditempuh. Modalnya adalah niat dalam diri, tulus hati dan cinta sejati. Jadilah lilin yang rela mengorbankan diri dan memberi diri demi menerangi. Salam untuk para guru yang seprofesi.
#Waingapu , Rabu 23 Juni 2021
#Salam persahabatan
#Ingat 3 M, Menulis menulis dan Menulis
#5M Memakai masker, menjaga jarak, memcuci tangan dengan air yang mengalir,
menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas
#Semoga Corana segera berlalu
“Ledwina Eti adalah nama facebook dan IG, nama lengkap Ledwina Eti Wuryani Budi Astiwi, SPd. Asli Magelang, Jawa Tengah. Mengajar di SMA Negeri 2 Waingapu. Buku antologi dan solo ber-ISBN yang sudah terbit adalah Untaian Pelangi Nusantara, Menuai Berkah Bertaut Aksara ,Kidung Rindu, Refleksi dan Resolusi Saat Pandemi, Dermaga Hati dll. Buku Solo, “Mengungkap Rahasia”, “Bangga Jadi Seorang Penulis”, Saat ini penulis tinggal di Jl Trikora 11 RT/RW: 010 / 003, Hambala, Waingapu Sumba Timur. NTT.alamat email, ledwinaetiwuryani@gmail.com. Alamat blog: etiastiwi66.blogspot.com. No HP / WA 085 230 708 285 Motto: Semangat dalam menggapai cita-cita , tersenyum dalam setiap perjuangan, berdoa dalam setiap usaha, Tuhan pasti memberikan keberhasilan dalam kehidupan.